BEBERAPA pertemuan yang diadakan sepanjang kunjungan delegasi wartawan Sabah ke Jakarta, Bandung dan Yogyakarta pada 31 Julai hingga 7 Ogos lepas telah membuka cakerawala baru dalam rangka meningkatkan hubungan ekonomi dan persahabatan (people to people contact).
Kunjungan delegasi wartawan Sabah yang terdiri daripada Abd.Naddin Haji Shaiddin (Utusan Borneo), Kamarudin Liusin (New Sabah Times), Nur Adika Bujang (Bernama) dan Avila Geraldine Samuel (Daily Express) ke Indonesia itu yang dianjurkan oleh Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Kota Kinabalu bertujuan untuk mempromosi dan memberi informasi yang tepat dan terkini mengenai potensi ekonomi dan pelancongan di Indonesia.
Sepanjang kunjungan itu, delegasi wartawan Sabah telah melakukan pertemuan antara lain dengan Menteri Koperasi dan UKM, Dr.Syarief Hasan, Deputi Bidang Pemasaran merangkap Pembiayaan Kementerian Koperasi dan UKM, Ir.Agus Muharram, Direktur Bahagian Perlindungan Rakyat Indonesia di Kementerian Luar Negeri,Teguh Wardoyo, Wakil Direktur Promosi Luar Negeri Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, Ibu Maria Mayabubun, Pengurus Pusat Kamar Dagang dan Industri (KADIN), Bapak Utama Kajo, Gubernur Jawa Barat, Kepala Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi DIY, serta Pengurus PHRI dan ASITA di Jawa Barat dan Yogyakarta.
Selain daripada melakukan pertemuan dengan para stake-holder dalam bidang perdagangan,pelancongan dan pelaburan(Trade, Tourism & Investment)), delegasi wartawan Sabah juga berkesempatan mengunjungi tempat-tempat kegiatan ekonomi masyarakat dan destinasi pelancongan seperti Mangga Dua, Taman Mini Indonesia Indah, Ancol Jakarta, Pasar Baru Bandung, sentra kerajinan batik di Krebet dan Kasongan Bantul, Kraton Yogyakarta, Candi Prambanan sambil menyaksikan pertunjukan sendra tari Ramayana dan Candi Borobudur di Magelang.
Dalam kunjungan ke Smesco Indonesia pada 2 Ogos, delegasi wartawan Sabah berkesempatan untuk mengunjungi Galeri UKM di Gedung Smesco (Small and Medium Enterprises and Cooperatives) Jakarta, yang dimanfaatkan untuk mendapatkan informasi langsung tentang berbagai produk UKM dan koperasi yang berpotensi untuk pasaran dalam dan luar negeri.
Dalam kunjungan itu juga, Pengurus Galeri UKM, Ibu Astika juga telah menyatakan minat untuk mengambil bahagian dalam Sabah International Expo (SIE) 2010 yang diadakan pada bulan Oktober di Kota Kinabalu.
Selepas itu, delegasi wartawan Sabah telah dibawa untuk membuat kunjungan ke Kementerian Koperasi dan UKM RI pada 3 Ogos 2010. Mereka telah mewawancara Bapak Ir. Agus Muharram, MSP, Deputi Menteri Bidang Pembiayaan merangkap Bidang Pemasaran mewakili Menteri Koperasi dan UKM.
Dalam pertemuan tersebut, para wartawan mendapat informasi mengenai peranan dan fungsi Kementerian Koperasi dan UKM di Indonesia termasuk bagaimana keterlibatan Kementerian Koperasi dan UKM dalam bantuan teknik mengenai pengelolaan koperasi dan UKM, masalah pembiayaan, pengembangan SDM (sumber daya manusia) dan sebagainya.
Sementara itu, Dalam pertemuan di Menara KADIN, delegasi wartawan Sabah diterima oleh pengurus pusat yang diwakili oleh Bapak Utama Kajo dan Bapak Rio Kondo.
Bapak Utama Kajo menyatakan penghargaan atas kunjungan wartawan Sabah ke Indonesia dan menegaskan bahawa antara Indonesia dan Malaysia telah terjalin hubungan yang sangat erat khususnya di bidang perdagangan dan industri.
"Pengusaha Malaysia dan Indonesia banyak melakukan kerjasama bisnis sehingga produk-produk Indonesia mudah ditemui di Malaysia. Sebaliknya, banyak pengusaha Malaysia menanamkan modalnya di Indonesia, seperti di bidang pertanian (sawit), tekstil dan industri perkhidmatan," katanya.
Sementara itu, dalam bidang pelancongan, Bapak Rio Kondo menyatakan bahwa telah ada MoU antara Persatuan Hotel dan Restoran Republik Indonesia (PHRI)Indonesia dan PHRI Malaysia yang mengatur berbagai bidang kerjasama berkaitan industri pelancongan antara kedua negara.
"Dengan adanya MoU ini, oa mendorong lebih banyak lagi arus pelancong baik dari Malaysia ke Indonesia maupun sebaliknya iaitu dari Indonesia ke Malaysia. Bapak Rio Kondo menambahkan bahwa untuk wilayah Sabah, hubungan perniagan belum diterokai secara maksima kerana masih kurangnya komunikasi dan exchange of visit antara ahli-ahli perniagaan. Pada masa akan datang,KADIN menyatakan terbuka menerima/membuka peluang kerjasama yang lebih luas dengan kalangan peniaga khususnya di Sabah.
Sementara itu, delegasi wartawan Sabah juga telah melakukan kunjungan ke Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata RI.Delegasi wartawan Sabah diterima oleh asisten Direktur Bidang Promosi Luar Negeri, Ibu Maria Mayabubun dan Ibu Wiwiek Widyawati selaku official in charge untuk desk pasar Asean.
"Pelancong Malaysia menduduki peringkat tertinggi pelancong asing yang datang ke Indonesia baik dari segi jumlah maupun frekuensi kunjungan melalui jalur penerbangan langsung," kata Ibu Maria.
Ibu Maria menambahkan bahwa kunjungan wisatawan asing ke Indonesia disasarkan mencapai angka 7 juta orang pelancong setahun.
Dalam pertemuan itu, dicadangkan juga agar hubungan antara Indonesia dan Sabah dan Sarawak diperluas, tidak hanya menggunakan Jalur Darat (Kalimantan-Sarawak), Jalur Laut (Nunukan/Tarakan-Tawau) tetapi juga jalur udara.
Selama ini, pelancong Sabah terpaksa melalui KLIA untuk mengunjungi destinasi pelancongan di Bandung dan kota-kota lain di luar Jakarta kerana tidak ada penerbangan terus dari Sabah. Sehingga kini, tidak atau belum ada penerbangan langsung dari Kota Kinabalu ke Bandung, Yogyakarta, Makassar atau kota-kota lainnya, padahal Kota Kinabalu merupakan lapangan terbang yang paling sibuk selepas KLIA.
Ibu Maria menanggapi pertanyaan itu sambil menyatakan keinginannya untuk mengadakan kerjasama dengan pihak berkaitan di Sabah dengan terlebih dahulu melakukan market research dan FAM TRIP yang melibatkan para pelaku industri di kedua Negara seperti travel agents, tour operators, travel writers, media dan pihak berkaitan..
Dalam pada itu, Konsul Muda, Asrarudin Salam juga memberitahu mengenai hubungan tradisonal yang sudah lama berlangsung sejak lama antara masyarakat Sabah dengan masyarakat Indonesia khususnya dari Sulawesi Selatan dan Kalimantan yang mempunyai hubungan kekeluargaan.
"Kesan daripada hubungan ini adalah semakin meningkatnya saling kunjung antara anggota keluarga ke Indonesia atau sebaliknya sehingga tidak hanya mendekatkan hubungan persaudaraan tetapi juga secara ekonomi," kata Asrarudin
Sehubungan ini, pihak Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata RI terbuka untuk mengadakan pameran dan pertemuan di Makassar yang melibatkan usahawan dan tokoh masyarakat Sabah dan usahawan serta pihak-pihak berkaitan di Sulawesi Selatan, dengan harapan akan tercipta iklim persaudaraan dan bisnis yang lebih erat untuk memajukan potensi di kedua wilayah.
"Makassar dipilih karena letaknya yang strategik (menghubungkan barat dan timur) dan ikatan emosional serta kekerabatan yang sudah berlangsung sangat lama dengan masyarakat Sabah.
Selanjutnya, pada 4 Ogos 2010, delagasi wartawan Sabah bertemu dengan pengurus PHRI dan ASITA Propinsi Jawa Barat iaitu Herman Muchtar, Ketua PHRI dan Hilwan Shaleh selaku Ketua ASITA.
Dalam pertemuan itu mereka menyatakan bahawa Bandung sebagai ibu kota Jawa Barat sudah lama dikenali oleh masyarakat Malaysia sehingga para pelancong Malaysia yang berkunjung ke Bandung bukan sekadar untuk membeli belah tetapi juga mengunjungi destinasi pelancongan seperti Tangkuban Perahu dan Ciater.
"Bandung dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang memadai untuk kunjungan pelancong asing seperti hotel-hotel yang lengkap dan nyaman, shopping centres, dan tempat-tempat makan yang enak dengan harga yang sangat berpatutan," katanya.
Pemerintah Propinsi Jawa Barat juga menyelenggarakan “Bandung week” yang meneroka seluruh potensi Jawa Barat yang tidak terbatas pada sektor pelancongan semata tetapi sektor-sektor lain dan telah dilaksanakan sebanyak 2 kali.
"Tahun ini akan diadakan di Kuala Lumpur pada bulan Oktober mendatang. Dengan adannya kegiatan ini, masyarakat Malaysia akan dapat melihat secara langsung potensi Jawa Barat yang sudah banyak dikenal orang dari berbagai negara," kata Hilwan Salleh.
Pihak PHRI dan ASITA Jawa Barat juga menyambut baik usaha untuk mempereratkan hubungan antara pengusaha pelancongan di Jawa Barat dan Sabah, iaitu dengan saling kunjung mengunjungi antara satu sama lain.
Selain itu, mereka berharap kerajaan akan mengadakan penerbangan terus antara Kota Kinabalu dan Bandung.
Pertemuan dengan Menteri Koperasi dan UKM RI, Bapak Dr. Syarief Hasan di Kantor Gubernur Jawa Barat berlangsung dengan mesra.Dalam kesempatan itu, delegasi wartawan Sabah telah mengajukan beberapa pertanyaanberkaitan peranan Kementerian Koperasi dan UKM dalam memperkasakan koperasi dan sektor Usaha Kecil Menengah di Indonesia.
Menanggapi pertanyaan itu, Dr.Syarief menyatakan, Kerajaan Indonesia sangat prohatin terhadap keberlangsungan usaha koperasi dan UKM dengan terus memberikan bantuan teknik termasuk pembiayaan UKM melalui KUR (kredit usaha rakyat) yang mencapai USD 20 juta per tahun.
"Sektor UKM dan koperasi berkontribusi terhadap penyediaan lapangan kerja sebesar kurang lebih 97% dari `total employment' di Indonesia. Dari sisi pertumbuhan ekonomi nasional, sektor UKM menyumbang antara 50-60%.," katanya.Beliau juga berharap hubungan ekonomi antara Indonesia dan Sabah dapat ditingkatkan lagi pada masa depan.
Di Yogyakarta, delegasi wartawan Sabah telah mengadakan kunjungan ke Kepala Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta, Bapak Tazbir pada 5 Ogos 2010.
Bapak Tazbir menyatakan bahwa Yogyakarta sebagai daerah istimewa senantiasa mempertahankan keunikan budaya yang dimiliki yang didukung dengan masyarakatnya yang ramah. Dengan demikian, para pelancong yang berkunjung ke Yogyakarta akan merasa betah dan akan kembali lagi ke Yogyakarta.
Dalam pertemuan itu juga dicadangkan agar diadakan penerbangan terus Kota Kinabalu-Yogyakarta, Bapak Tazbir berkata, pihaknya akan membincangkan perkara itu lebih lanjut dengan pihak berkaitan termasuk dengan Syarikat Penerbangan Air Asia. Katanya, potensi pelancongan di Yogyakarta akan dapat ditingkatkan jika ada kerjasama antara Yogyakarta dan Sabah yang giat mempromosikan eko-pelancongan.
Selain itu, antara perkara yang ditimbulkan ialah kemungkinan mengadakan pakej pelancongan antara Sabah dan Yogyakarta. Bapak Tazbir menyarankan supaya agensi pelancongan di Sabah dapat berkunjung ke Yogyakarta dan melihat mengenai potensi pelancongan di Yogyakarta.
Delegasi wartawan Sabah juga sempat berkunjung ke Kantor Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta. Dalam kunjungan itu, mereka telah bertemu dengan Sekretaris Daerah (Sekda), Bapak Ir.Tri Harjun Ismaji.
Dalam pertemuan tersebut, beliau menjelaskan secara singkat sejarah berdirinya Kota Yogyakarta, keadaan masyarakat Yogyakarta yang penuh toleransi dan plural serta Yogyakarta sebagai kota budaya sekaligus salah satu pusat pendidikan di Indonesia.
Beliau juga menjelaskan, Yogyakarta dengan jumlah penduduk 3.5 juta orang sangat kondusif untuk kerjasama pelancongan dan ekonomi (khususnya produk-produk Usaha Kecil Menengah) yang kebetulan digeluti oleh majoriti warga Yogyakarta.
Beliau juga mengalu-alukan cadangan agar akes bagi masyarakat Sabah untuk berkunjung ke Yogyakarta dapat lebih ditingkatkan. Ir Tri Harjun juga berkata pemerintah DIY menyambut baik cadangan agar penerbangan terus di antara Kota Kinabalu-Yogyakarta dapat diadakan kerana pada masa ini, warga Sabah yang hendak ke Yogyakarta terpaksa ke Kuala Lumpur atau Jakarta terlebih dahulu sebelum menyambung penerbangan ke Yogyakarta.
Mengenai kerjasama di bidang ekonomi dengan Sabah, beliau menegaskan bahwa ketika Yogyakarta memiliki tiga industri andalan iaitu khidmat pelancongan, pendidikan dan pertanian.
Khusus sektor pertanian, Yogyakarta memiliki produksi padi yang terkenal memiliki kualitas yang sangat baik. Dengan ketiga sektor ini, HDI (Human Development Index) masyarakat Yogyakarta menduduki peringkat tertinggi kedua setelah Jakarta.
Pada tanggal 6 Agustus 2010, delegasi wartawan Sabah telah berkunjung ke Sekretaris Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi D.I. Yogyakarta dan Kepala Dinas Indagkop Kabupaten Bantul. Dalam pertemuan itu, delegasi diberitahu mengenai Daerah Istimewa Yogyakarta yang terkenal sebagai kota kraftangan, dimana berbagai produk kraftangan dapat diperoleh langsung dari pengusahanya. Hasil kraftangan dan kemahiran pengusaha UKM dan koperasi di Yogyakarta tersebar luas di seluruh Indonesia dan menembus pasar luar negeri.
Batik adalah produk kerajinan tangan yang menjadi kebanggaan Yogyakarta untuk pasar dalam negeri. Sementara untuk pasar luar negeri,perabot adalah produk unggulan yang telah banyak dieksport terutama ke Amerika, Eropah dan kawasan Asia.
Konsul Muda Indonesia, Asrarudin Salam berkata,Jakarta, Bandung dan Yogyakarta adalah 3 (tiga) kota yang sudah dikenal baik oleh masyarakat Malaysia, sehingga data kunjungan pelancong asing ke Indonesia sampai pertengahan tahun 2010 menempatkan Malaysia diurutan tertinggi baik dari jumlah maupun frekuensi penerbangan.
Dari kunjungan di tiga kota itu, agensi dan jabatan berkaitam, pengusaha IKS serta agensu pelancongan menunjukkan minat yang tinggi dan mengharapkan hubungan ekonomi dengan Sabah dapat segera ditingkatkan," katanya.
Beliau berkata program `journalist visit' ke Indonesia itu terus digalakkan tetapi tidak terbatas di Pulau Jawa kerana media mempunyai merupakan wadah yang sangat efektif dalam rangka mempromosi perdagangan, pelancongan dan industri nasional di luar negeri.
Isnin, 6 September 2010
Kunjungan ke Indonesia buka cakerawala baru
✔
abd naddin
Diterbitkan 10:19 PTG
Tags
Catat Ulasan
Langgan:
Catat Ulasan (Atom)